Selasa, 22 September 2009

Cin(T)a

Baru-baru ini ada film bioskop Indonesia yg bertajuk “Cin(T)a”.

Mengisahkan perjuangan cinta dua sejoli yg berbeda keyakinan (beda agama), dimana sang lelaki beragamakan Kristen, sedangkan yg wanita beragamakan Islam.

Gw emang belum nonton film ini, tapi gw berharap bisa nonton film ini sesegera mungkin, or at least DVD nya dhe.

Film ini sejenak membuat gw berpikir, seandainya gw di posisi itu, apakah yg akan gw lakukan…

Jujur, menurut gw, hubungan kita dengan Tuhan itu bersifat personal (pribadi, hanya kita dan TUhan ) serta vertical (dari Atas ke bawah).

Pada saat kita berdoa pada-Nya, cuman kita dan Dia saja kan yg bicara dari hati ke hati? Ga ada org lain yang bisa tau dan denger..

Sedangkan hubungan kita dengan sesama manusia bersifat personal dan horizontal, artinya…. Kita suka sama seseorang itu atas personal (kepribadian) orang itu sendiri, dari hati ke hati juga, namun antar sesama manusia yang sederajat, dan tidak menyangkut ke hubungan vertical kita dgn Tuhan.

Kalau kita memang benar-benar tulus suka dgn seseorang, kenapa harus dihalang-halangin atau dibatesin?

Kalau suka mah suka ajaaah… kenapa kita musti sibuk mikirin perbedaan yang ada, bila masih ada banyak persamaan yang bisa disejajarkan?

Yaah, mungkin ini cuman pemikiran gw yg naïf aja…dan secara gw juga belum pernah mengalaminya sendiri, jadi kira2 pendapat yang keluar dari otak gw adalah seperti itu..

Gw pernah denger dr tmn gw yg married beda agama…

Kejadiannya sama kyk film “Cinta”, sang cowok beragama Kristen sedangkan sang cewek beragama Islam..

Pas hari-H, pada saat pemberkatan pernikahan di Gereja, GA ADA SALAH SATU PUN pihak keluarga perempuan yang hadir…

Gw bener2 salut sama keputusan si cewek, dia yakin dan percaya sama kata hatinya sendiri, bahkan ketika keluarganya tidak memberikan dukungan sedikit pun.

Begitu juga dgn si cowok, gw jg kagum sama dia, berani mengambil keputusan yg saaangat besar, pastinya dia udah ngelewatin berbagai tolakan dan hambatan dari berbagai pihak, hingga akhirnya bisa menuju ke altar gereja.

Dan di atas semua itu, gw salut sama mereka berdua, karena BERANI memperjuangkan cinta mereka, dan tetap pada keyakinan masing2.

Ga ada salah satu pihak yg memaksakan kehendak untuk pindah agama…

The question then:

"Why God create differences when He has the power to make everything the same?"


Tuhan kan Maha Bisa, Maha Kuasa

Dia bisa menciptakan apapun sesuai kehendak-Nya

Tapi kenapa yah, Dia menciptakan agama itu berbeda2?

Padahal hukum dasar dari setiap agama itu sama, yaitu HUKUM CINTA KASIH, hanya saja penerapan dan pendalamannya yg berbeda2.


The answer is:

That’s why God create LOVE, so all the differences could be united

Tidak ada komentar:

Posting Komentar