Sabtu, 04 Februari 2012

A Way to Heaven

Akhir2 ini kerjaan gw lagi padat2nya, kalo menjelang pagi nyampe kantor rasanya dag-dig-dug buka email, takut banyak request kerjaan sana sini.. well yeah, sejak ada penambahan boss baru, disamping existing yg lama, rasanya load kerjaan gw mulai kayak amoeba yang makin hari membelah diri dari 2 menjadi 4, menjadi 16 dan seterusnya menjadi buanyakk..

beberapa hari terakhir ini, gw mimpi, dan mimpi gw sangat jelas, detail dan nyata. gw berasa seakan2 itu bukan mimpi, tapi memang realita yang sedang terjadi saat itu.
30 January 2012 kemarin gw memimpikan tentang jalan masuk ke surga. tidak seperti orang lain pada umumnya yang mendeskripsikan jalan menuju surga itu di atas awan, serba putih, suci dan berkilau, namun dalam mimpi gw, jalan menuju surga cukup sederhana... seperti berada di rumah kayu, dengan jalan setapak yang kiri kanannya tumbuh rumput tipis.
Kira-kira kayak begini pemandangannya....

setiap orang akan mengantri dan memegang tiket warna PINK yang berisikan nama dan umur mereka. Di belakang rumah, ada seorang penjaga yang akan memeriksa tiket dan juga kelayakan masing2 orang utk masuk ke surga. Dalam mimpi gw, penjaga tersebut adalah dosen Maksi gw yang agak pendek, botak dan memang terkenal memiliki ilmu kebatinan dan aroma spiritual yang tinggi.

Diatas meja penjaga terdapat kotak kayu berukuran sedang yang berfungsi sebagai alat scan. Kita akan meletakkan ujung jari telunjuk kanan kita pada kotak tersebut untuk memastikan bahwa kita layak masuk ke surga. Setiap orang mengantri dengan rapi dan sabar... ketika tiba giliran gw untuk diperiksa, ternyata gw dinyatakan tidak layak masuk kesana. AKhirnya gw menepi keluar dari barisan... sedih rasanya, karena begitu banyak yang berhasil melewati mesin scan tersebut, tapi cuman gw yang gak berhasil lolos...

Mimipi ini seakan2 membuat gw berpikir, apakah selama ini memang gw sudah berbuat cukup banyak kebaikan? Apakah memberikan sedekah kepada orang2 yg di pinggir jalan itu sudah cukup? Apakah memberikan pinjaman uang kepada bapak OB yang di kantor sudah cukup?

Apakah hidup gw udah sesuai dengan yang Dia kehendaki? atau justru selama ini gw kurang peka terhadap apa yang Tuhan mau kehendaki terjadi dalam hidup gw. Gw seriing banget mempertanyakan tujuan hidup... yak, balik lagi ke life purposes..Gw masih suka bingung, sebenarnya TUhan menginginkan gw menjadi apa?
Apakah memang Tuhan pengen gw menjadi seorang Akuntan?
Untuk apa gw lahir di dunia ini? Apakah karena sekedar bonyok gw kepengen anak perempuan setelah sebelumnya selalu mendapatkan anak laki2?
apakah saat ini gw sudah mengikuti arahan Dia?

Well, saat ini memang hidup gw terasa sudah cukup baik, tapi rasanya ada sesuatu yang kurang, gw juga gak tau itu apa... Hemm, mungkin gw yang terlalu banyak memikirkan ini dan itu, sampai2 "bisikan" TUhan sulit untuk gw dengar dan gw cerna..
Mulai sekarang mungkin ada baiknya kita mulai peka, peka terhadap situasi yang ada, peka terhadap "sentilan" atau "bisikan" Tuhan yang seharusnya terdengar oleh kita.

Bekerja, bekerja dan rutinitas lainnya terkadang menghalangi kita untuk mendengar keinginan Dia. 8 jam atau lebih bekerja dalam sehari, tapi coba hitung berapa waktu yang kita luangkan utk Dia, utk berdoa, bercerita pada Dia? Sepertinya dalam satu hari, ga sampai satu jam kita berbicara dengan Dia. Mungkin kita perlu merenung dan berdiam diri selama satu hari, menjauhkan diri dari segala kesibukan, pergi ke tempat yang tenang, menjalani hidup tanpa terburu-buru, dan lebih memikirkan apa yang sudah terjadi pada hidup kita, apakah memang itu yang diharapkan Tuhan? atau seharusnya ada hal lain, "sesuatu" yang Dia ingin utarakan pada kita, namun kita terlalu sibuk dan mengabaikan Dia.
Mari merenung :)